Rabu, 10 Juni 2015

Mencari Guru Kehidupan

Tak akan pernah ada habisnya jika kita membicarakan kekurangan orang lain. pada umumnya manusia pasti akan lebih susah melihat kebaikan orang lain daripada melihat kekurangannya sendiri. sejahat-jahatnya manusia, pasti memiliki suatu kebaikan yang tak ada pada diri kita, jika kita mau mencermati itu. Karunia Tuhan ada pada setiap orang, ilmu Tuhan ada pada setiap orang, Rejeki Tuhan ada pada setiap orang. Sungguh bodoh seorang manusia jika menganggap rendah orang lain dan merasa dirinya lebih baik. Jika kita adalah seorang sarjana dan kemudian kita berdialog dengan seorang pedagang martabak di pinggir jalan tentang arti Kehidupan, apakah kita merasa lebih mengerti dari orang itu? Padahal jelas-jelas gelar sarjana kita hanyalah pengakuan dari sebuah institut tentang sebuah bidang kecil ilmu melalui ujian-ujian formal yang telah kita lalui. Apakah jika kita telah menggunakan syariat agama sebagai kehidupan kita dan kita menjumpai seorang penjudi lalu kita merasa tak ada baiknya bergaul dengan orang tersebut? atau bahkan kita merasa hina jika duduk bersama mereka dan bercengkrama bersama? Padahal kita tahu amalan kita tidak menjamin kita masuk surga. Setiap kejadian di muka bumi adalah pelajaran, dan setiap orang yang kita jumpai adalah guru kehidupan. Sikap merendahkan orang lain lah yang menghancurkan kebahagiaan kita sendiri.

Orang yang sombong adalah orang yang merasa cukup dalam hal ilmu. Tanpa disadari hati manusia cenderung untuk berhenti belajar dari kehidupan. Terlalu sibuk dalam mengejar pencapaian, membuat manusia stress, kebingunan hingga gila dan tak sanggup lagi menyerap ilmu-ilmu kehidupan dari lembaran-lembaran waktu yang tak pernah berhenti menggerogoti umurnya. Namun Tuhan sudah memberikan jalan bagi manusia untuk kembali kepada-Nya, cukup dengan mengingat-Nya, di Hati bukan di Pikiran. Maka manusia akan kembali belajar tentang kehidupan. Ilmu Kehidupan tak Hanya untuk Kehidupan itu sendiri namun juga menjadi jalan untuk semakin dekat dengan sang pencipta Kehidupan.

Gelisah

Gelisah Ku Memikirkan
Tak Tahan Aku Tertekan
Setelah Semua Kulakukan

Kini Harus Kuhadapi
Penantian Penuh Harap
Semua Berakhir Indah

Setiap Aku Melihat
Pencapaian Mereka
Kumerasa Inginkan Yang Sama

Ku pun Mulai Berusaha
Menuruti Hasratku

Sabtu, 22 Februari 2014

Semangat Muda

Para sahabat saling berlomba-lomba untuk dapat dibanggakan oleh Rasulullah di akhirat nanti. Salah satunya adalah ada seorang sahabat (saya lupa namanya) yang melakukan shalawat 10000 kali setiap harinya. Dengan amalannya yang luar biasa ini, dia berhasil mencuri perhatian Rasulullah dan membuatnya dibanggakan oleh Rasulullah.

Saya ingin melakukan hal yang sama. Saya ingin menjadi seorang pemuda di abad 21 dimana tidak tergoda berdekat-dekatan dengan lawan jenis dan menjalin ikatan selain ikatan pernikahan. Menjadi pemuda yang tidak dengan mudah menaruh hati dan mengatakan cinta pada lawan jenis. Semua itu harus aku penuhi agar nanti di akhirat aku menjadi salah satu umat Rasul yang dipanggil dan dibanggakan olehnya dihadapan para malaikat.

Jumat, 21 Februari 2014

Hati-hati Jatuh Hati

Sedikit curhatan dari apa yang sedang saya alami. Karena saya lelaki dan tak jantan rasanya curhat masalah perasaan sama temen (menurutku). Semoga nantinya ada saran dari para pembaca yang budiman atau kalau pun tidak ada paling tidak ini bisa sedikit melegakan hati saya.

Status saya sekarang adalah mahasiswa semester 6, dimana kedua orang tua dan sanak saudara saya seperti seakan sangat percaya bahwa nasib keluarga kami akan menjadi lebih baik melalui saya. Dan saya memang mengusahakan itu, tinggal keputusan Allah nanti seperti apa. Ada kebanggan tersendiri pada diri saya, namun disi lain juga menjadi beban karena kepercayaan itu begitu besar. Semester 1 hingga 5 dapat saya lalui menjadi seorang mahasiswa yang nyaris ideal, maksudnya yang menjadi kesibukan saya saat itu adalah hampir semuanya seperti yang diinginkan oleh para orang tua kepada anaknya. Yaitu belajar, berorganisasi, mencari pengalaman, ikut lomba, dsb. Kemudian di semester 6 ini ada hal yang berbeda terjadi pada saya, saya mulai jatuh hati pada teman wanita satu kampus saya.

Dia adalah gadis paling cantik di jurusan saya. Semua mengakui itu termasuk saya. Semua yang ada di dekatnya pasti deg-degan dan yang diajak bicara pasti grogi. Cantik dan memiliki suara yang indah, perkataan yang bagus. Sungguh anugerah yang luar biasa yang diberikan Allah kepadanya. Saya yakin semua wanita pasti iri padanya, dan saya yakin semua lelaki pasti iri pada orang yang dicintai oleh dia.

Saya satu organisasi dengannya. Dengan itu, saya menjadi lebih mengenal dia. Kemudian pada suatu saat, sekitar 3 bulan yang lalu kami harus mengadakan suatu rapat sedangkan kondisi saya sedang sakit. Namun saya tetap datang, dan saya dapati dia perhatian dengan saya. Sejak saat itu saya menjadi yakin bahwa orang ini benar-benar baik, tidak hanya cantik. Muncullah benih-benih rasa suka padanya.

Kemudian setelah itu, kami menjadi lebih sering bertemu dalam forum-forum dan pekerjaan organisasi. Secara tidak sadar, saya menjadi lebih perhatian padanya yang mana itu membuat dia seakan menjadi lebih dekat dengan saya. Namun saya akui, banyak lelaki yang lebih dekat dengannya daripada saya. Artinya tidak ada yang spesial dalam hubungan kami ini. Tapi perasaan saya memaksa saya untuk menaruh hati padanya. Saya suka sama dia. Dia tidak tahu, dan pasti banyak lelaki selain saya yang mengalamai hal serupa padanya. Semakin hari semakin dalam perasaanku padanya. Namun, rasa pesimis juga mengiringi. Tidak ada yang spesial dari diri saya. Hanya rasa cinta yang dalam ini saja yang saya miliki.

Hampir setiap hari saya bertemu dengannya. Namun sikap saya sekarang berbeda. Tidak perhatian seperti sebelumnya. Saya jaga image. Takut dia segera mengetahui apa yang ada di dalam hati saya. Dan kemudian semakin lama kujalani itu, semakin terasa dia menjauh. Yang saya rasakan kemudian adalah sakit hati. Namun tidak jelas apa penyebabnya. Kemudian sedikit demi sedikit rasa cemburu muncul ketika teman lelaki saya dekat dengannya. Sampai hari ini masih sama.

Saya bingung dengan diri sendiri.

-Oleh seorang sahabat yg sedang mencari jati diri-

Surati (Surat untuk Hati)

Apadaya bila hati sudah berbohong
Diminta tanggapan gag bisa nomong
Pikiran malah jadi kosong
Sampai tak ingat apa yang di kantong

Bingung dengan diri sendiri
Membuat tindakan tidak kekanan, tidak kekiri
Setiap saat hanya bisa berasumsi
Terhadap hati orang lain, dengan banyak tendensi

Aku berusaha untuk apa adanya
Serta belajar tuk jadi bijaksana
Namun, kendala itu selalu ada
Yang sering membuat pejuang jadi putus asa

Lelaki juga ingin dimengerti
Karena cinta sejati bukan hanya satu sisi
Jika masing-masing masih punya hati
Takkan mungkin terjadi tragedi

Kalau memang hati membuatmu bingung
Serta membuat semuanya jadi nggantung
Maka menjadi tegaslah para calon kakung
Jika memang ingin kebahagiaan yang tak terhitung

Selasa, 12 Maret 2013

PINDAH KULIAH ( FIKSI ROMAN )


Ini adalah kisah Tomi dan Luri. Tomi adalah seorang mahasiswa yang cerdas, visioner, tegas dan mempunyai jiwa pemimpin. Karena sifatnya itulah Luri menjadi sangat jatuh cinta padanya. Namun Tomi tidak memiliki rasa yang sama. Luri selalu menjadikan Tomi sebagai mentornya untuk berkonsultasi perihal perkuliahan dan dunia politik. Mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk berdiskusi hingga pada suatu saat tanpa sengaja Luri mengungkapkan rasa cintanya pada Tomi.  Lalu menanggapi hal tersebut, Tomi menjelaskan kepada Luri bahwa ia tidak bisa memberikan timbal balik apapun atas ungkapan cinta Luri selain ucapan terima kasih karena Tomi memang tidak ingin berpacaran sampai ia benar-benar telah mapan dengan suatu pekerjaan dan siap menikah dan juga ia tidak mencari calon istri dari sesama insinyur.
Luri sangat malu pada dirinya dan ia tak bisa berkata apa-apa. Semenjak kejadian itu, Tomi menjadi lebih jarang bertemu dengan Luri. Satu bulan, dua bulan hingga tiga bulan mereka tidak pernah berjumpa maupun berkomunikasi lewat media apapun. Sampai pada suatu saat Tomi mendapat kabar dari temannya kalau mahasiswa bernama Luri Lorensa itu keluar dari Universitasnya. Namun tidak ada yang tahu ia pergi kemana. Tomi sudah beberapa kali mencoba menghubungi ponselnya, facebook, BBM, twitter namun semuanya tidak membuahkan hasil. Ia bingung dengan hal ini, namun ia juga harus tetap fokus dengan perkuliahan dan organisasi yang ia pimpin.
Waktu pun berlalu dan Kini telah menginjak akhir perkuliahan Tomi. Dia diwisuda dengan predikat cumlaude dengan IPK 3.98. setelah mendapatkan anugerah dari rector dan mengucapkan salam kepada teman-teman satu angkatannya ia segera ijin dan meninggalkan Graha tempat ia diwisuda,  wisudawan lain dan para dosen pergi bersama kedua orang tuanya yang sekaligus direktur perusahaan yang telah merekrutnya menjadi calon petinggi perusahaan.
Tiga tahun berlalu. Tomi telah benar-benar menjadi direktur perusahaan pengganti ayahnya. Namun ia belum juga mendapatkan calon istri. Ibunya menjodohkannya dengan seorang dokter muda. Namun ia menolaknya karena ia menganggap dokter terlalu sibuk. Ia ingin istri yang sering dirumah. Namun, kedua orang tuanya ingin mempunyai menantu yang bisa merawat kesehatan mereka. Akhirnya Tomi memutuskan untuk mencari seorang perawat. Dia bertanya ke beberapa teman SMA nya yang melanjutkan di AKPER dan berkenalan dengan orang-orang disana namun ia belum merasa ada yang cocok. Dia juga bertanya kepada teman-teman satu Universitasnya yang mempunyai kenalan perawata namun tak juga berhasil menemukan kriterianya. Ia pun putus asa untuk mencari calon istri perawat. Ia kemudian membuka diri kepada siapa saja. Namun tiba-tiba suatu saat ada teman satu kuliahnya yang meneleponnya dan memberikan dia satu nama seorang perawat. Setelah mendapatkan informasi secara lengkap dari perawat tersebut ia pun langsung mendatanginya dan mengatakan kepadanya bahwa ia akan melamarnya. Karena nama tersebut adalah Luri Lorensa.

Senin, 09 Januari 2012

INDONESIA MASIH DIJAJAH


Indonesia masih dijajah. Namun, penjajahan sekarang lebih mengerikan. Dulu, Indonesia dijajah dalam keadaan tidak memiliki Ideologi. Sekarang, Indonesia dijajah dalam keadaan mempunyai Ideologi . Dulu, setiap orang sadar kalau sedang dijajah. Sekarang, tidak banyak yang sadar kalau kita dijajah. Dulu, nenek moyang kita menangis karena dijajah. Sekarang, kita justru senang karena dijajah. Dulu, nenek moyang kita rela mati untuk merdeka. Sekarang, kita gengsi mengucapkan kata merdeka.
Dulu, kita bilang mereka bersifat kedaerahan. Namun sekarang, Kita Justru bersifat Individualis!
Benarkah seperti itu saudara-saudara..?
Butuh keberanian yang besar untuk menjawab itu dengan sebenar-benarnya!
Coba bercermin dan tengok kanan-kiri kita.
Jika kita berpikir rasional, pastilah kita akan sadar dengan semuanya.
Kita sibuk bertengkar dengan saudara kita sendiri sedangkan bangsa lain dengan enaknya menggerus kekayaan kita sedikit demi sedikit. Kita kegirangan selalu meng-update trend baru ala Barat sedangkan mereka terbahak-bahak mentertawakan kemerosotan moral kita. Kita bangga memakai produk2 yang berkualitas buatan luar negeri sedangkan pemerintah kita (yang baik ) terseok-seok gali lubang-tutup lubang mencarikan dana untuk Negara Indonesia ini.
Memang, tidak dapat dipungkiri banyak wakil rakyat kita yang korupsi bak bandit tak bermoral. Tapi buat apa ngurusin dosa2 mereka sampai2 kita lupa untuk berjuang lagi. Ayolah saudara-saudara. Negara ini bukan cuman milik mereka. Setiap Rakyat Indonesia adalah pemilik sejati negaranya. Kita berhak berjuang untuk Negara ini. Kalau pun mereka yang sudah di amanahi ternyata tidak amanah, so jangan cuman turunkan dia, mari lakukan lebih dari itu. Kalau pun dirutunkan masih banyak yang membela, yaudah mari kita berjuang tanpa mereka. Jumlah kita lebih banyak dari pemerintah. Tidak ada yang bisa mengalah barisan pemuda yang Solid, Loyal dan berani.
Satu kata yang sudah lama hilang kekuatan magisnya,
MERDEKA!!!